Situsinformasi tentang sejarah pahlawan di Indonesia. Mengenal Sosok Sederhana Gus Dur Selama menjadi Presiden – Siapa yang tidak mengenal Presiden keempat Indonesia, Gus Dur? Presiden keempat Indonesia ini bernama Abdurrahman Ad-Dakhil, kemudian dikenal sebagai K. H. Abdurrahman Wahid, namanya berganti karena beliau merupakan putra dari K. H. Wahid KaharMuzakkar merupakan sosok pahlawan nasional.Beliau pernah melayangkan tuntutan kepada pemerintah namun tertolak, karena itu ia melancarkan 2 tahap pemberontakan.Peristiwa ini kita kenal sebagai Pemberontakan Darul Islam atau Tentara Islam Indonesia. (DI/TII). Beritaku.id, Berita Pendidikan – Berjalan di tengah kilauan lampu-lampu PDF| Semangat hari pahlawan 10 November beberapa hari yang lalu masih terasa hangatnya, momentum sejarah itu disebut sebagai hari para pahlawan bangsa | Find, read and cite all the research 3 Pantun untuk Guru Jahat. Sebagai seorang pendidik guru memang bertanggung jawab dalam menjadikan murid nya mengerti. Bukan hanya mengerti mengenai pelajaran semata namun juga mengerti mana yang baik dan mana yang buruk. Karena pendidikan karakter juga dibutuhkan dalam kehidupan bermasyarakat nantinya. Hiduplahseperti cahaya lilin, walaupun cahaya itu kecil tetapi masih bisa menerangi sekelilingnya. Sebelum cahaya itu padam, kita harus bisa menjadi penerang yang tangguh. Karena hidup itu dituntu bapakibu dewan juri yang saya hormati dalam hal ini saya akan membahas guru sebagai sosok pahlawan, bagi saya guru adalah panutan yang perlu di hormati dan dibanggakan setelah orang tua kita, karena jasa gurulah yang mebuat kita menjadi pintar, cerdas dan terhormat berkat gurulah pula kita dapat membaca, menulis dan berhitung, kau begitu sabar Karna guru bukan hanya sekedar sosok pengajar yang melakukan kegiatan mengajar ilmu pengetahuan saja, namun lebih dari itu, guru adalah seorang pahlawan. Ya, seorang pahlawan! Guru lebih dikenal sebagai seorang pahlawan tanpa tanda jasa. Lalu, kenapa seorang guru ini disebut sebagai pahlawan? gk6s8. Artikel Tentang Guru Sebagai Sosok Pahlawan - Ganjar Pranowo -Artikel Tentang Guru Sebagai Sosok Pahlawan – Dalam rangka mengembangkan kapasitas profesional calon guru, 10 mahasiswa berprestasi Fakultas Tarbiyah dan Keguruan FITK UIN Maulana Malik Ibrahim Malang berdiskusi bagaimana menjadi guru inspiratif, di perpustakaan FITK. Siswa berbagi informasi tentang pengalaman menulis, bagaimana menjadi pembicara yang baik, kata-kata bijak tentang guru. Hal ini dimaksudkan agar mereka selalu termotivasi untuk mengembangkan potensi yang dimiliki. Artikel Tentang Guru Sebagai Sosok Pahlawan Pertama, seorang guru yang baik menjelaskan, yaitu seorang guru yang mampu menjelaskan. Keterampilan menerjemahkan adalah keterampilan dasar. Guru tipe ini melakukan kegiatan pembelajaran sederhana, menjelaskan materi, kemudian siswa menarik kesimpulan. Belajar Dari Guru Hebat Di Lingkup Pendidikan Indonesia Kedua, guru unggul melakukan, yaitu. guru mampu melakukan. Di kelas, guru tidak hanya menjelaskan, tetapi juga mampu mendemonstrasikan apa yang telah diajarkannya. Dengan kata lain, memberikan contoh nyata kepada siswa. Misalnya guru menjelaskan manfaat diskusi, memberikan contoh langsung bagaimana melakukan diskusi dengan baik. Ketiga, guru terhebat menginspirasi, yaitu guru yang menginspirasi. Ini tidak sulit, tetapi guru perlu latihan untuk dapat memotivasi siswanya. Tipe ini jarang dimiliki oleh guru. Misalnya, pertimbangkan untuk menulis buku. Pengetahuan yang ditulis guru bertujuan agar siswa lebih semangat dalam belajar. Puisi Guruku Teladanku Yang harus diapresiasi dalam tiga hal adalah nilai pengabdian guru. Upaya guru mencerdaskan anak bangsa. Menjadikan guru sosok inspiratif yang selalu menginspirasi dan dikenang sebagai pahlawan tanpa tanda jasa. Suchi Aristanti, pembicara diskusi, mengatakan bahwa cara menjadi guru inspiratif adalah dengan bekerja melalui menulis. Baik karya sastra maupun karya ilmiah. Fokus pada pesan yang disampaikan kepada pembaca. Penting juga untuk memperhatikan pilihan kata Sebagai calon guru, posisikan diri Anda sebagai siswa. Belajar tidak hanya dari informasi dosen selama perkuliahan, tetapi juga dari pengalaman kegagalan institusi. Belajar dari contoh tokoh dll. Banyak hal yang dapat dijadikan sebagai sumber belajar dan inspirasi bahan ajar. Kunci sukses lainnya adalah jangan pernah mengeluh. Mengenal Sosok Sultan Muhammad Salahuddin Bima Hambatan menuju kesuksesan terkadang datang dari kemalasan. Mimpi besar harus diimbangi dengan kerja keras dan semangat. Mana Jab Wazad. Kamis, 31 Maret 2022, 2330 WIB Seiring berjalannya waktu, kemajuan teknologi semakin cepat, alam semesta menua. Namun, jika berbicara tentang sosok guru saat ini, citra pahlawan pendidikan Indonesia pada dasarnya masih diingat. Menghadirkan potret seorang guru hari ini adalah mengembalikan potret Ki Hazar Devantara, bapak pendidikan nasional Indonesia. Sebuah motto yang menjadi landasan pendidikan Indonesia. Ini mirip dengan semboyan yang didirikan oleh Taman Siswa pada tahun 1922. Namun sebagaimana berlaku dalam dunia pendidikan saat ini, slogan tersebut tetap relevan di era Revolusi Industri Didefinisikan sebagai seorang guru yang mampu menjadi teladan bagi murid-muridnya. Ketika datang ke contoh dan imitasi. Karenanya kita ingat pepatah “Guru kencing berdiri, murid lari”. Dengan kata lain, siswa akan meniru apa yang dilakukan guru. Oleh karena itu, guru hendaknya memberikan sikap keteladanan untuk memotivasi siswa melakukan pekerjaan yang baik dan bermanfaat dalam kehidupan. Ibu Pahlawan Kehidupan Yang Penuh Dengan Peran Relevan dengan kondisi dunia pendidikan saat ini baik di lingkungan formal maupun informal, guru harus menjadi sosok guru yang ideal saat ini. Karakter yang mampu beradaptasi dengan perkembangan zaman dan teknologi. Karakter tersebut dapat lahir melalui guru atau guru yang selalu dapat belajar sepanjang hayatnya atau dalam hal ini disebut juga guru-guru. Guru akan memiliki rasa ingin tahu yang besar terhadap hal-hal baru. Menurut KBBI Kamus Besar Bahasa Indonesia, guru adalah orang yang berprofesi mengajar. Siswa adalah orang yang belajar; guru Berdasarkan dua arti kata tersebut, dapat dikatakan bahwa seorang guru adalah orang yang berprofesi mengajar dan yang mampu mengajar murid-muridnya. Guru yang bisa mengajar siswanya adalah guru dengan modal. Dari mana asal modalnya? Modal ini berasal dari kemampuan untuk mendidik diri sendiri. Kemampuan ini bersumber dari kesadaran diri guru sebagai guru profesional. UU no. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen menyebutkan Pasal 1 disebutkan “Guru adalah guru profesional yang melaksanakan tugas pokok mendidik, mengajar, membimbing, mengajar, melatih, dan mengevaluasi peserta didik atau peserta didik pada pendidikan formal.” jalur., Pendidikan dasar dan menengah pada tingkat akademik”. Guru profesional akan menghadirkan kepribadian yang terkait dengan empat kompetensi yang harus dimiliki seorang guru. Empat kompetensi disatukan menjadi satu kesatuan, yaitu kompetensi personal, akademik, sosial dan tentunya profesional. Kesadaran seorang guru akan tugas dan tugasnya serta kemampuan untuk mengikutinya akan menopang guru tersebut. Pengembangan diri untuk dapat meningkatkan kualitas diri. Dengan kemajuan teknologi yang dimiliki guru, siswa merasa senang, senang, tertantang dan termotivasi untuk belajar dan terus mempelajari hal-hal baru. Penguasaan hal-hal baru berdasarkan Panchasila yang tercermin dalam perilaku guru dan pelestarian karakter bangsa akan menginspirasi siswa. Guru yang cerdas akan menjadi guru yang kreatif, inovatif, berbudi pekerti luhur Menjadi Guru Inspiratif Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa calon guru adalah guru yang sadar akan profesi keguruannya guna menciptakan guru yang mampu menjadi panutan bagi siswanya. Inilah karakter guru zaman sekarang. Artinya ketika guru berada di tengah-tengah kesempatan untuk membangkitkan atau membangun motivasi, keinginan dan semangat dalam diri siswa atau orang lain disekitarnya. Guru yang demikian adalah orang yang selalu on fire, mampu meramaikan lingkungan. Lingkungan belajar di kelas akan bertahan jika guru mampu melibatkan siswa dalam kegiatan pembelajaran. Suasana belajar di kelas akan menyenangkan jika guru mampu menggunakan metode pembelajaran yang menarik. Semangat belajar siswa akan meningkat jika guru memahami bahwa apa yang diajarkannya memiliki nilai dalam kehidupan. Bagaimana lingkungan akan dibangun? Tentu saja, ini membutuhkan kualifikasi dan keterampilan guru. Untuk itu, guru harus seperti api yang tidak pernah padam. Guru harus tetap semangat untuk memaksimalkan kesempatan belajar yang tersedia. Memilih metode pembelajaran yang tepat sesuai dengan situasi, situasi dan tujuan pembelajaran. Terus berkreasi dalam mengembangkan media pembelajaran yang kreatif dan inovatif untuk dapat menarik minat siswa dalam belajar dan mengarahkan kegiatan belajar mengajar yang bermakna. Ini menjadi tantangan bagi guru. Tidak ada kata penyesalan dalam situasi apapun dan situasi berakhir dengan sendirinya. Pembatasan bersyarat merupakan peluang besar bagi guru untuk berinovasi. Dimasa wabah, keterbatasan kapasitas dan berbagai permasalahan tidak menyurutkan semangat para guru. Inilah karakter guru zaman sekarang. Artinya, saat Anda tertinggal, guru dapat menyemangati dan menyemangati siswa Anda. Implementasinya dapat berupa mengamati, memantau dan membimbing siswa saat mereka menerapkan apa yang telah mereka pelajari. Dengan demikian guru terus memantau siswanya. Jangan biarkan mereka pergi begitu saja. Guru memiliki tanggung jawab yang besar, tanggung jawab moral untuk membimbing siswanya dalam ranah kehidupan yang nyata, yaitu kehidupan bermasyarakat. Sosok Guru Masa Kini Republica Netizen Blog bertujuan untuk mengungkapkan pemikiran, informasi, dan opini mengenai berbagai isu. Semua kontributor blog bertanggung jawab sepenuhnya atas konten, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublikasikan di blog ATAU. Aturan dan hukum yang berlaku untuk bahan tulisan UU Pers, UU ITE dan KUHP harus dihormati. Materi tertulis harus memenuhi prinsip jurnalistik, antara lain faktualitas, validitas, verifikasi, verifikasi dan double-checking, serta harus kredibel. Peran guru sebagai pendidik, guru sebagai pahlawan tanpa tanda jasa, surat lamaran sebagai guru, artikel pahlawan nasional, sosok guru, artikel guru pahlawan tanpa tanda jasa, sosok pahlawan, peran guru sebagai motivator, lamaran kerja sebagai guru, peran guru sebagai pengajar, puisi pahlawan guru, rasulullah sebagai guru Artikel Tentang Guru Sebagai Sosok Pahlawan - Ganjar Pranowo -Artikel Tentang Guru Sebagai Sosok Pahlawan – Untuk meningkatkan kemampuan profesional calon pendidik, 10 mahasiswa berprestasi Fakultas Tarbiyah dan Keguruan FITK dijamu oleh UIN Maulana Malik Ibrahim Malang pada Jum’at 7/4 di Perpustakaan FITK Menjadi Guru Inspiratif. Pengalaman siswa, mulai dari menulis hingga bagaimana menjadi pembicara yang baik. Mereka bertukar informasi dengan kata-kata bijak tentang guru. Ini selalu memotivasi mereka untuk meningkatkan kemampuan mereka. Artikel Tentang Guru Sebagai Sosok Pahlawan Pertama, seorang guru yang baik menjelaskan, tetapi seorang guru yang dapat menjelaskan adalah keterampilan mendasar dalam keterampilan menjelaskan. Guru tipe ini menggunakan kegiatan pembelajaran yang sederhana dan menjelaskan isinya kemudian siswa menebaknya. Mengenal Ki Hajar Dewantara Sebagai Bapak Pendidikan Kedua, jika seorang guru sekolah menengah meniru, guru tersebut dapat meniru. Dalam mengajar, guru tidak hanya dapat menjelaskan, tetapi juga mendemonstrasikan apa yang diajarkannya. Dengan kata lain, berikan contoh nyata kepada siswa. Misalnya guru menjelaskan manfaat diskusi; Memberikan contoh langsung bagaimana diskusi dapat dilakukan dengan baik. Ketiga, guru terhebat adalah mereka yang menginspirasi. Ini tidak sulit, tetapi guru perlu latihan untuk memotivasi siswanya. Kategori ini jarang dimiliki oleh guru. Misalnya, pertimbangkan untuk menulis buku. Pengetahuan yang disusun oleh guru dimaksudkan agar siswa lebih termotivasi dalam belajar. Selamat Jalan Sang Surya Di antara ketiga jenis itu, nilai Guru Bhakti patut diapresiasi. Guru untuk mengajar anak negeri. Seorang guru yang selalu menginspirasi dan dikenang sebagai pahlawan. Pengajar seminar Susie Aristanti mengatakan, cara menjadi guru inspiratif adalah melalui menulis. Menulis baik sastra maupun sains. Fokus pada pesan yang Anda kirim ke pembaca. Perhatian juga harus diberikan pada pilihan kata. Sebagai calon guru, posisikan diri Anda sebagai pembelajar. informasi pembelajaran tidak hanya dari dosen selama perkuliahan tetapi juga dari institusi; Belajar dari pengalaman kegagalan. Belajar dengan angka dll. Banyak hal yang bisa dijadikan motivasi dalam pembelajaran dan bahan ajar. Kunci sukses lainnya adalah jangan pernah mengeluh. Mengenal Opu Daeng Risaju, Pahlawan Wanita Sulsel Yang Dibuat Tuli Belanda Kemalasan terkadang menghalangi kesuksesan. Memiliki mimpi yang besar harus diimbangi dengan kerja keras dan semangat. Man jadda wajada. Raden Mas Suwardi Suryaningrat alias Ki Hajar Dewantara adalah salah satu pahlawan Indonesia. Ini memainkan peran penting dalam pengembangan pendidikan negara. Ia lahir pada tanggal 2 Mei 1889 di Yogyakarta dan belajar di Stovia. Ia dikenal sebagai bapak pendidikan. Tapi mengapa Hajar disebut bapak pendidikan agama? Lihat penjelasan di bawah ini. Dari sekolahnya di Stovia, Ki Hajar Devantara mengembangkan bahasa Belanda yang sangat baik dan menggunakannya untuk mengkritik pemerintah Belanda. Kemudian pada tanggal 3 Juli 1922, Ki Hajar Devantara mendirikan Perguruan Taman Siswa, sekolah nasional pertama bagi orang Indonesia. Taman Siswa menjadi ikon sejati perjuangan Ki Hajar Devantara melawan penjajah. Dia percaya bahwa pendidikan akan membantu Indonesia memperoleh kemerdekaan. Menurut buku Jiva Patriotisme 202015 karya Sri Kartini, Ki Hajar Dewantara dikenal sebagai bapak pendidikan karena mendirikan Taman Siswa, yang mendidik siswa dengan cinta tanah air dan cinta tanah air. Bersama-sama kita berjuang untuk kemerdekaan tanah air kita. Ki Hajar Dewantara memiliki tiga tema pendidikan; Ing ngrasa sung tuladha berarti memberi contoh yang baik di hadapan seorang guru. Ing Madhya Mangun Karsa Tut Wuri, guru harus menciptakan ide-ide di kalangan menengah atau siswa. Handayani artinya guru dapat memberikan dorongan dan bimbingan. Kliping Edisi 07 November 2022 Juga, Ki Hajar Devantara menerima gelar doktor kehormatan dari Universitas Gadja Mada pada tahun 1957. Atas semangat dan pengabdiannya di bidang pendidikan nasional, Ki Hajar Dewantara dianugerahi gelar Bapak Pendidikan Nasional Indonesia, dan hari ulang tahunnya ditetapkan sebagai Hari Pendidikan Nasional yang diperingati oleh semua lembaga pendidikan. Ann Lima sosok ini membuktikan bahwa guru benar-benar pahlawan tanpa tanda jasa. Tanpa rasa takut dan ragu, mereka mengorbankan diri demi menuntaskan tugas mulia untuk mengajar. Siapa saja dan bagaimana kisah guru-guru inspiratif tersebut? Keep reading 🙂 1. Donor ginjal untuk siswa Seorang guru Sekolah Dasar Oakfield di Amerika Serikat bernama Jodi Schmidt rela mendonorkan ginjal untuk salah satu siswanya. Kejadian ini berawal ketika salah seorang siswanya yang bernama Natasha Fuller sudah berhari-hari tidak hadir di sekolah. Jodi pun mencari tahu kabar dari berbagai macam sumber. Ternyata, Natasha tengah berada dalam perawatan karena kondisinya menurun dan membutuhkan donor ginjal segera. Saat itu, gadis berusia 8 tahun ini dirawat di Children’s Hospital, Wisconsin. Sejak lahir Natasha telah didiognosis mengidap Prune Belly Syndrome. Sindrom ini membuatnya berisiko tinggi mengalami infeksi saluran kemih dan pengembangan otot perut. Selama ini memang Natasha wajib menjalani serangkaian pengobatan, yaitu tiga kali seminggu ke rumah sakit guna cuci darah. Nah, karena penyakit inilah akhirnya lama-kelamaan merusak ginjalnya. Jodi dan Natasha. Sumber Setelah mengetahui kabar tersebut, Jodi mempunyai rencana mulia untuk membantu Natasha. Usai berdiskusi terlebih dulu dengan suami dan keluarganya, ia membulatkan tekadnya. Ia memanggil nenek Natasha, Chris Burleton selaku wali dari Natasha untuk datang ke sekolah. Beberapa tahun belakangan gadis itu tinggal bersama kakek dan neneknya. Pada awalnya, Chris menyangka panggilan tersebut merupakan teguran dari pihak sekolah karena cucunya tak kunjung menampakkan diri. Namun, ia justru dikejutkan dengan sebuah hadiah yang sangat menggugah. Jodi memberikannya sebuah kotak berwarna merah jambu. Saat kotak tersebut dibuka, seketika Chris histeris dan menangis terharu. Di dalamnya, terdapat sebuah pesan yang menyatakan bahwa Jodi berniat untuk mendonorkan ginjalnya bagi Natasha. Sontak Chris memeluk Jodi sambil mengucap terima kasih tiada henti. 2. Mengajar dengan seutas tali Menjalani profesi sebagai guru butuh dedikasi dan kecintaan yang sangat tinggi. Hal ini dapat kamu lihat pada sosok guru dari dataran Cina yang bernama Zhu Youfang. Guru berusia 49 tahun ini mengajar Sekolah Dasar di provinsi Hubei, Cina. Selama tiga tahun ke belakang, ia menderita penyakit Spinocerebella Ataxia SCA. SCA ini penyakit langka yang membuat koordinasi tangan, bicara, serta gerak mata terganggu. Biasanya, disebabkan karena faktor genetik. Nah, ayah Zhu pun mengidap penyakit ini, smart buddies. Mengajar menggunakan alat bantu tali. Sumber Dalam kondisi yang sangat memprihatinkan, Zhu sering kali kesulitan untuk beraktivitas. Mulai dari mengangkat tangan, bangkit berdiri, serta memutar kepala untuk menghadap siswa-siswinya. Ketika mengajar, ia sering kali harus berhenti dan istirahat sejenak untuk memijat kepalanya yang pusing. Untuk membantu Zhu mengajar, sang suami yang bekerja di tempat sama mengikatkan seutas tali pada papan tulis yang digunakan Zhu. Zhu jadi lebih mampu menjaga keseimbangan berkat bantuan tali tersebut. Dari pihak sekolah sendiri pun sesungguhnya telah meminta Zhu agar lebih banyak beristirahat. Mereka berjanji akan tetap membayar Zhu dengan gaji penuh. Namun, Zhu tidak menerima penawaran tersebut karena tekadnya yang kuat untuk mengajar. Ia tetap datang dengan penuh semangat untuk berbagi ilmu di sekolah tempatnya mengajar selama 31 tahun belakangan. Para anak didiknya yang mengetahui penyakit langka yang diidap gurunya pun sering menjenguk dan mendoakan agar lekas sembuh. Well, perhatian dan kasih sayang dari para siswa inilah yang menjadi sumber kekuatannya. Tidak hanya itu, dukungan tidak pernah putus datang dari rekan sesama guru, keluarga, juga wali siswa. Selama kemampuan berbicaranya tidak hilang, Zhu akan terus memantapkan dirinya untuk menjadi pengajar yang berdedikasi tinggi. 3. Mengajar siswa meski terbaring lemah di rumah sakit Guru dan siswa tidak bisa dipisahkan satu sama lain. Setiap guru pasti sangat menyayangi siswanya, bahkan sudah seperti buah hatinya sendiri. Guru selalu mengupayakan segala hal agar siswanya mendapatkan hal yang terbaik, meski sedang sakit keras sekalipun. Liu mengajar para siswanya di rumah sakit. Sumber Liu Shengping, seorang guru Seni dan Ilmu Sosial di Sichuan Normal University, Cina melakukan suatu hal yang menciptakan haru. Sejak bulan April, Liu didiagnosis menderita gagal hati akut dan sirosis hati yang membuat kondisi tubuhnya semakin hari semakin lemah. Meskipun ia telah menjalani perawatan di rumah sakit sepanjang dua bulan terakhir, tapi tidak kunjung membuat tubuhnya berangsur baik. Agar dapat perawatan yang lebih baik dan juga donor hati, tentu membutuhkan biaya besar. Namun apa daya, Liu hanya bisa bersabar dengan kondisinya karena tidak ada biaya perawatan. Oleh karena keadaan inilah, Liu meminta agar siswanya datang ke rumah sakit tempat ia dirawat untuk menyampaikan materi pelajaran bagi mereka untuk terakhir kalinya. Sekitar 20 siswa hadir dan terlihat menangis menyaksikan Liu. Dari tempatnya berbaring, ia menyampaikan banyak nasihat penting untuk siswanya. Sepanjang hampir 13 menit, Liu menekankan perihal pentingnya rasa syukur dan hidup damai untuk menjalani kehidupan yang lebih baik. Semua yang disampaikan bertujuan agar siswa lebih tegar dalam menghadapi setiap ujian hidup. Dengan demikian, hidup akan lebih nyaman berdampingan satu dengan yang lain. Sebagai penghargaan dan memberi semangat untuk melawan penyakitnya, para siswa menyanyikan sebuah lagu Cina berjudul A Grateful Heart. Lagu ini merupakan lagu sedih yang didedikasikan untuk orang yang paling penting dan berpengaruh dalam kehidupan seseorang. 4. Menyeberangi sungai berarus deras Dikarenakan rasa cintanya yang amat besar pada profesinya, Abdul Malik rela berenang menyeberangi sungai berarus deras setiap harinya. Menurut guru asal India ini, tidak ada satu pun yang mampu memisahkan ia dan para siswanya. Pria asal kota Malappuram ini sudah dua dekade lamanya nekad berenang di air yang mencapai setinggi lehernya. Abdul Malik menyeberangi sungai deras untuk mengajar. Sumber Hal ini dilakukan lantaran jarak antara tempat tinggalnya dengan sekolah lebih dekat ditempuh melalui sungai. Bisa-bisa saja ia menggunakan bus, namun jaraknya sekitar 12 kilometer dan butuh waktu 3 jam lamanya. Menurutnya, berenang melintasi sungai akan lebih cepat dan membuatnya tepat waktu sampai di sekolah. Saat berenang, ia mengganti baju kerjanya dan dimasukkan ke dalam kantong plastik. Setibanya di seberang, barulah ia mengganti dan meneruskan perjalanan ke sekolah dengan berjalan kaki. 5. Mengajar tanpa lengan Terakhir, sosok guru inspiratif ini datang dari negeri tercinta, Indonesia. Pak Untung sudah 24 tahun lamanya mengabdi sebagai guru honorer di sebuah Madrasah Ibtidaiyah MI Miftahul Ulum di Sumenep, Madura, Jawa Timur. Ia memiki keterbatasan fisik, yaitu tidak memiliki lengan. Namun hal ini tentu tidak kunjung membuatnya pesimis dalam menjalani profesi mulia tersebut. Pak Untung lihai menulis huruf Arab dengan kakinya. Sumber liputan6 Hal ini dibuktikan dengan opini dari para siswa yang mengaku sangat betah, senang, bahkan sayang dengan Pak Untung. Meskipun tanpa lengan, bukan berarti ia tidak bisa melakukan tugas-tugas yang dilakukan guru pada umumnya. Ia sangat profesional dalam mengajar. Menulis di papan tulis, memberikan nilai, dan sebagainya. Bahkan, jari-jari kakinya amat lihai dalam menulis huruf Arab lho, smart buddies. Ia pun tidak canggung mengoperasikan laptop. Akan tetapi, sungguh disayangkan profesionalitasnya sebagai guru belum mendapat penghargaan yang sepadan. Upahnya dalam sebulan pun hanya’ 300 ribu rupiah. Demi memenuhi biaya hidup sehari-hari Pak Untung beternak ayam dan juga mengajar pengajian dengan bayaran seikhlasnya. Kita doakan semoga Pak Untung sehat selalu dan diberi rezeki ya, smart buddies. Itulah tadi lima sosok guru yang mengorbankan dirinya sepenuh hati demi mencerdaskan dunia. Semoga bisa menjadi inspirasi kamu ke depannya. Apa kamu punya cerita inspiratif lainnya? Ceritakan di kolom komentar ya! TN Guru adalah "Pahlawan Garda Terdepan dalam Dunia Pendidikan." Mungkin setidaknya kita pernah mendengar istilah "Pahlawan Tanpa Tanda Jasa" yang sering diucapkan pada saat momen baik itu hari guru nasional maupun hari pendidikan nasional di negeri kita tercinta ini. Namun, saya rasa gelar "Pahlawan Tanpa Tanda Jasa" saja tidak cukup untuk disematkan kepada seseorang yang telah banyak melahirkan sosok-sosok besar untuk kemajuan bangsa Indonesia dan seseorang yang telah banyak berjasa dalam mewujudkan salah satu cita-cita bangsa Indonesia. Sebagaimana yang tertuang dalam batang tubuh Pembukaan UUD 1945 alinea ke 4 yang berbunyi, "Mencerdaskan Kehidupan Bangsa .. " Selain itu pula, dalam UU No 20 Tahun 2003 pasal 3 yang berbunyi, "Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang maha esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab." Siapa lagi kalau bukan guru yang menjalankan peran utama di dalam UU tersebut. Maka dari itu menyematkan gelar lagi kepada guru sebagai Pahlawan Garda Depan dalam Dunia Pendidikan bukanlah hal yang terlalu berlebihan apalagi sulit untuk diterima oleh kita mengingat perannya yang begitu penting dalam mengajar, mendidik, dan menegakkan amanat Tujuan Pendidikan Nasional. Bagi saya, tidak semua guru dapat menyandang gelar yang telah disebutkan di atas. Karena kita semestinya harus objektif dalam menilai sesuatu. Bagi mereka yang memiliki keikhlasan, kesabaran, kepedulian, punya dedikasi yang tinggi untuk mengabdikan dirinya dalam dunia pendidikan dan sepenuh hati dalam mengajar dan membimbing peserta didik, adalah hakikat dari sebuah gelar yang kita sematkan kepada seorang guru. bukan semata-mata hanya gelar kosong tanpa makna tertentu. Apalagi pada sewaktu pandemi covid-19 yang lalu, tantangan guru pada saat itu untuk mengajar dan mendidik semakin berat. Guru harus bisa adaptif dan inovatif. Mulai dari adaptif dan terampil dalam menggunakan media pembelajaran yang berbasis digital hingga guru harus bisa menyesuaikan pembelajaran dengan pola kurikulum yang berbeda pula. Walaupun sekarang pemerintah telah menerapkan PTMT di sekolah-sekolah yang daerahnya masih minim penularan covid-19, namun tidak ada salahnya mengingat usaha para guru-guru kita yang mampu bertahan tetapi tetap terus menyelenggarakan proses pendidikan dalam kondisi tersebut. Maka dari itu, sebagai murid/peserta didik sudah semestinya kita mengapresiasi atas kerja keras dan usaha mereka yang tetap konsisten untuk tetap mengajar. Kesejahteraan Guru Tanah Air yang Tumpang TindihGelarnya Kadang tak Sebanding dengan Kesejahteraannya bady abbas/UnsplashApabila dokter dan perawat disebut sebagai sosok pahlawan garis depan dalam dunia kesehatan dan medis, Maka guru harusnya adalah sosok pahlawan garis depan pula di dalam dunia pendidikan. Guru bukan hanya pahlawan tanpa tanda jasa saja, tetapi lebih dari itu, yakni Pahlawan garda depan dunia pendidikan. Pandemi ini benar-benar membuktikan bagaimana guru kita tetap memberikan pelayanan pendidikan. Entah yang lewat daring maupun PTMT. Dari situlah Pahlawan Garda Depan dalam Dunia Pendidikan memang benar-benar nyata tanpa dibuat-buat. Walaupun guru adalah pahlawan garda depan dalam dunia pendidikan maupun pahlawan tanpa tanda jasa, sejatinya mereka adalah manusia pula sama seperti kita yang perlu kesejahteraan. Mereka juga perlu memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari yang dalam artinya bukan pahlawan tanpa rasa. Kita sering mendengar berita buruh berdemo menuntut agar gaji mereka sesuai dengan UMR, tetapi jarang sekali kita mendengar isu tentang guru berdemo menuntut gaji mereka. Beritanya ada, tetapi jarang sekali di-up ke media massa. Guru Honorer dan Guru PNS adalah profesi yang sama namun berbeda. Sama dalam artian mereka punya fungsi dan jasa yang sama besar untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, sama-sama pahlawan dalam dunia pendidikan. Namun, berbeda dalam hal kesejahteraan. Guru PNS tentu akan menerima gaji sesuai dengan tingkat/golongannya entah itu yang pangkat Guru Madya, Guru Muda, Guru Utama dan lain-lainnya. Apakah guru yang bekerja honorer demikian ? oh tentu saja tidak. Manusia dengan segala idealisme untuk mengajar dan mendidik adalah istilah yang cocok untuk menggambarkan status guru honorer. Saya ingat dengan kisah seorang tokoh filosof yang pekerjaannya lebih banyak keluyuran daripada berdiam di rumah. Berjalan dari satu sudut ke sudut yang lain, pergi ke pasar dan alun-alun hanya untuk bertanya tentang kebenaran kepada siapa saja. Benar, adalah Socrates seorang tokoh filosof yang selalu hidup dalam idealismenya untuk mencari kebenaran yang sejati. Jika boleh saya sebutkan, mungkin guru honorer di indonesia adalah seorang socrates di zaman modern. Kesimpulan akhir, saya sangat betul-betul menjunjung tinggi gelar tadi yang kita sematkan pada guru-guru kita semua. Namun disamping itu, guru juga adalah manusia yang punya kebutuhan fisiologis sama seperti kita. kita seharusnya tidak tutup mata atas isu persoalan yang dialami oleh guru-guru di tanah air. Jangan sampai kita memiliki pemikiran bahwa gelar tersebut diberikan hanya untuk menjadi dalih/menutup-nutupi problem yang sudah lama bercokol dan masih belum ada penyelesaian yang pas hingga sekarang ini. Namun gelar tersebut haruslah tulus diberikan dari lubuk hati yang dalam. Semoga persoalan tersebut oleh para pemegang kuasa di negeri ini setidaknya diberikan sedikit perhatian yang lebih supaya pendidikan kita bisa lebih maju dari negeri seberang sehingga cita-cita Indonesia Golden Age 2045 bisa terwujud pada masa depan. Asfar Tanjung Pengurus BAN S/M Sumbar Guru salah satu profesi sangat berharga dan luar biasa. Sesosok insan manusia yang sangat berperan besar mentrasfer ilmu kepada banyak orang, khususnya kepada anak didiknya. Tugas guru itu sangatlah mulia, karena gurulah seseorang bisa pandai membaca dan menulis, dan karena berkat jasa beliulah kita ini bisa berkembang seperti saat ini. Sangat pantaslah guru itu disebut sebagai pahlawan tanpa tanda jasa, karena kita yang hidup sukses meraih berbagai prestasi di dunia ini, berkat jasa guru. Namun, tanda jasanya tidak pernah disematkan kepada para guru. Inilah keberadaan sesosok guru yang berhasil bisa mencerdasakan anak bangsa. Tugas guru itu komplik dan minimal ada tujuh bentuk tugas mulia diembannya. Yakni, mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik. Ketujuh tugas ini melekat dalam sosok pribadi setiap guru, bicara dan tutur kata dan karakternya saja menjadi pembelajaran yang harus diikuti anak didiknya. Tugas sebagai pendidik diharapkan bisa mengarahkan atau membimbing para siswa pada jalan benar, bisa mengubah perilaku dan kepribadian anak didik ke arah yang benar, dan terhindar dari kesalahan dan kealfaan. Serta, menjadikan seorang punya kepribadian yang bisa ditiru dan diteladani. Inilah contoh dan suri teladan yang diberikan setiap sosok pribadi guru dalam mendidik anak bangsa. Dalam hal tugas guru sebagai pengajar, bisa mentransfer ilmu kepada anak didiknya untuk berkembang, dan di sinilah peran guru untuk berbagi ilmu yang dimilikinya. Hal ini luar biasa manfaat dan pengaruhnya bagi anak didik, serta orang menimba ilmu kepada guru. Dengan keikhlasan seorang guru, berbagai ilmu yang disebarkan bisa berkembang. Akhirnya, dinikmati hasilnya oleh banyak orang dan di sinilah peran guru sebagai pengajar. Guru sebagai sosok pengarah dan pelatih, tentu juga sangat diharapkan dalam dunia penidikan. Betapapun pesatnya perkembangan ilmu dan teknologi di era yang dikenal industri ini, namun peran guru tetap sangat dominan. Dengan kepiawaian gurulah bisa mengarahkan dan memberikan pelatihan. Dengan cara itu, bisa memberikan contoh dan perumpamaan agar anak didik bisa paham dan memahami setiap perkembngan materi pendidikan yang diberikan. Untuk persoalan guru sebagai pengarah dan pelatih, sudah sangat dirasakan saat sekarang. Hampir dua tahun proses PBM tidak berjalan maksimal, hanya melalui sistem daring akibat pandemi Covid-19. Ternyata hasil yang dicapai peserta didik tidak maksimal, banyak yang menjerit untuk kembali ke sekolah belajar seperti biasa dan bertemu guru untuk saling interaktif. Sosok guru yang dirindukan para murid dan anak didiknya ternyata jadi kenyataan sangat diperlukan dan dibutuhkan kehadirannya di tengah-tengah murid. Itulah sebabnya, keberadaan sosok guru sangat dibutuhkan dan itulah jasa yang tidak pernah luntur, serta dikenang sampai kapan pun. Sosok guru sebagai penilai dan pengevaluasi bagian tugas mulia yang melekat dalam diri pribadi setiap guru. Tentu saja, sangat berperan untuk kejayaan ilmu yang telah ditransfer itu. Di mana, penilaian yang dilakukan seorang guru dan dibarengi dengan evaluasi, sangatlah besar pengaruhnya agar peserta didik tidak tersalahkan dalam mengemban ilmu yang didapatkan dari guru. Inilah hebatnya guru, mereka tidak ingin anak didiknya keliru dan salah memahami materi ilmu yang diberikan. Makanya, guru dibutuhkan untuk merefleksi dengan cara menilai dan mengevaluasi keberadaan ilmu yang diberikan, serta dikembangkan. Untuk itu, sosok setiap pribadi guru dengan tujuh tugas pokok yang melekat dalam dirinya, tidak hanya mengembangkan dan mengajarkan. Namun, mengevaluasi dan menilai ilmu yang dikembangkan itu termasuk menjadi pekerjaan setiap guru. Makanya, sangatlah pantas seseorang yang berprofesi sebagai guru disebut seorang “Pahlawan Tanpa Tanda Jasa”, jasanya tidak terbilang dan sampai hari belum ada kita mendengar seorang guru disematkan tanda jasa sebagai pahlawan guru. Hari ini dan tanggal 25 November yang dikenal dengan Hari Guru bertemakan “Bergerak dengan hati pulihkan pendidikan”, tentu saja mengingatkan para guru dan memang itulah sosok guru. Bahwa, guru dalam menyumbangkan pikiran dan tenaganya dengan ikhlas, mengajar dan mengembangkan ilmu dengan hati. Kalaulah tidak dengan hati, tentu saja para anak didik yang menimba ilmu dari seorang guru tidak bisa mendapatkan dengan baik. Jadi, seorang guru yang mengajar dengan ikhlas, biasanya berdampak pada penerimaan seseorang peserta didik, atau orang belajar sama guru. Kalau tahun ini tema peringatan Hari Guru bergerak degan hati, pulihkan pendidikan, sangatlah tepat. Apalagi, saat pandemi suasana pendidikan dan proses pembelajaran tidak berjalan maksimal karena belajar dengan sistem baring. Seiring era new normal sekarang, tentu diharapkan keberadaan guru mengajar dengan sepenuh hati bisa memulihkan pendidikan. Jelas, peran seorang guru tidak pernah bisa digantikan dengan cara dan bentuk lain. Walaupun di masa pandemi sudah digantikan dengan sistem IT, memakai video, Zoom , Google Meet dan lainnya, ternyata hal itu tidak bisa memuaskan peserta didik, apalagi bagi kalangan peserta didik pemula dan orang tidak memiliki sarana untuk itu. Jelas, sangat menjadi halangan dan rintangan dalam memahami pembelajaran yang diberikan guru. Selamat Hari Guru, sosokmu tetap dibutuhkan dalam dunia pendidikan untuk mengembangkan ilmu kepada banyak orang, jasamu tak terbilang, dan tidak bisa digantikan walaupun era berganti. Sangatlah tepat moto dan tema Hari Guru “Bergerak dengan hati memulihkan pendidikan di saat pandemi.” Sekali lagi selamat Hari Guru. Semoga guru tetap jaya dan berkiprah membangun sumber daya manusia. Sebagai pahlawan tanpa tanda jasa jasamu tidak terbilang, tapi tetap terkenang dan terkenal. Berkat jasamulah aku dan engkau dan kita semua jadi bisa begini. Selamat dan sukses para guru…*

artikel tentang guru sebagai sosok pahlawan